Rekor Tak Terkalahkan Leverkusen di Bawah Bimbingan Xabi Alonso
Xabi Alonso, pelatih Bayer Leverkusen, mencatatkan sejarah dengan membawa timnya memenangkan Bundesliga tanpa terkalahkan sepanjang musim. Leverkusen juga memecahkan rekor tak terkalahkan dalam 48 laga yang sebelumnya dipegang oleh Benfica.
Bergabung pada Oktober 2022, Alonso menghadapi tantangan besar untuk mengangkat tim dari zona degradasi. Namun, kerja kerasnya terbayar dengan prestasi gemilang yang diraih Leverkusen musim ini. Keberhasilan ini semakin istimewa karena Leverkusen berhasil mengalahkan Bayern Munich, juara Bundesliga selama 11 tahun terakhir.
“Yang pasti, ini merupakan perjalanan yang cukup panjang. Sangat menantang, sangat berat,” kata Alonso CNN Sport.
“Selama minggu-minggu pertama kompetisi, saya punya firasat bagus bahwa kami bisa menjalani musim yang bagus.”
“Yang pasti, saya tidak terlalu optimis bahwa kami bisa bertarung hingga minggu terakhir, tapi apakah kami bisa menjalani musim yang bagus? Ya.”.
Baca juga:
- McCoist: Mbappe Pantas Menggantikan Messi dan Ronaldo Sebagai Ikon Sepak Bola
- Manchester United Tolak Permintaan Garnacho Tampil di Olimpiade Paris
- Man United Serius Incar Joao Neves, Tawaran Awal Ditolak Benfica
- Jadon Sancho Ingin Tinggalkan Man United Secara Permanen
Meski gagal meraih treble setelah kalah di final Europa League, Leverkusen tetap menutup musim dengan memenangkan DFB-Pokal. Alonso yakin pengalaman ini akan membuatnya menjadi pelatih yang lebih baik dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
“Ini sepak bola. Pengecualian dari 52 [pertandingan] yang kami buat. Untuk menghadapi kekalahan itu adalah bagian dari tugas kami. Ini bukan yang pertama kali, [dan] tidak akan menjadi yang terakhir kalinya,” ujar Alonso.
“Saya cukup yakin saya punya intuisi bahwa pertandingan itu [melawan Atalanta] akan membuat saya menjadi pelatih yang lebih baik, manajer yang lebih baik dibandingkan jika kami memenangkan treble.”
“Yang pasti, pertandingan-pertandingan itu tidak akan Anda lupakan, dan Anda bisa menggunakannya untuk masa depan.”
“Saat ini, itu menyakitkan. Ini sangat menyakitkan, namun saya merasa ini akan lebih bermanfaat bagi perkembangan saya dibandingkan memenangkan treble.”
